Minggu, 04 November 2012

Masalah dalam Pembangunan Arsitektur


Masalah dalam Pembangunan Arsitektur 

telah banyak terjadi masalah pada bangunan yang sudah dibangun yang diakibatkan oleh beberapa hal diantaranya :
            1. Bangunan yang sudah dibangun tetapi tidak terpakai

Bangunan ini sudah selesai dibangun dan sudah layak huni, namun bangunan tidak terpakai dikarenakan oleh beberapa hal contohnya adalah
bangunan tidak sesuai dengan kebudayaan di daerah sekitar, sehingga bangunan tidak ada yang mau menempati, padahal bangunan tersebut sudah sangat bagus, baik dari segi konstruksi maupun segi estetika.

            2. Bangunan sudah dibangun dan dihuni, tetapi hanya sebentar menghuninya.

bangunan ini pun sudah selesai dibangun dan sudah layak huni namun hanya sebentar saja dapat dihuninya, yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
konstruksi yang tidak kuat, yaitu bangunan baru saja dibangun tetapi dalam beberapa tahun kedepan bangunan sudah mengalami banyak kerusakan, mulai dari rusaknya pondasi, lantai yang menggelembung, dinding yang retak, bahkan sampai ada yang rubuh, sehingga penghuni tidak merasa aman berada di bangunan tersebut.
contoh yang lain adalah tidak cocoknya penghuni terhadap bangunan yang sudah dibangun, misalanya adalah dari segi estetika, penghuni tidak menyukai bentuk atau fasad bangunan tersebut, sehingga penghuni tidak merasa nyaman berada di dalam bangunan tersebut.

http://www.ilmusipil.com/perencanaan-bangunan-bertingkat

Contoh Permasalahan Pasca Huni

Gedung Baru DPRD Mulai Hancur, Kontraktor Harus Bertanggungjawab

PEKANBARU,MIMBARRIAU- Gedung mewah DPRD Pekanbaru yang belum sampai satu tahun lamanya, kini tampak mulai hancur dan retak-retak. Padahal, pembangunan gedung itu telah menghabiskan APBD Pekanbaru sebesar Rp46 miliar dan belum diserahkan kepada pihak dewan.
Pantauan Harian Detil di lapangan, terlihat di beberapa sudut bangunan ditemukan keretakan. Seperti keretakan dinding gedung serta keramik lantai yang sudah mulai menggelembung bergelombang. Kuat dugaan kondisi ini terjadi akibat kontruksi bangunan yang dikerjakan PT Waskita Karya sudah tidak sesuai bestek dan diduga untuk menghemat biaya pembangunan oleh kontraktor.
Keretakan gedung mulai tampak di depan lift tepatnya ruangan Fraksi Demokrasi Kebangsaan Raya (DKR) sepanjang 2 meter. Kemudian di depan lift lantai 1 juga tampak keramik lantai yang sudah mulai menggelembung sebanyak 20 keramik. Bahkan parahnya lagi, saat keramik dipijak terasa berjalan di atas angin. Jika ini dibiarkan, dikhawatirkan akan patah dan serpihannya dapat melukai seseorang.
Gedung DPRD Pekanbaru baru saja selesai dibangun beberapa bulan. Namun kondisinya sudah seperti saat ini. Untuk itu, dia meminta agar kontraktor Waskita Karya untuk segera memperbaiki seluruh kerusakan yang terjadi.
”Sejak selesai pembangunan gedung ini, harusnya ada pengawasan dari pihak kontraktor untuk meninjau dan melihat kondisi gedung setelah dibangun. Pembangunannya memang asal jadi. Masa baru saja selesai dibangun, banyak yang rusak dan retak.
Harusnya pembangunan gedung DPRD Pekanbaru sesuai dengan bestek. Jika memang ditemukan ada yang rusak dan hancur, kontraktor harus bertanggungjawab dan segera memperbaikinya.
Hal ini terjadi karena kurangnya analisis mengenai tapak atau site, sehingga terjadi kesalahan pada perencanaannya, yang menyebabkan kurang kuatnya pondasi pada bangunan sehingga menyebabkan keretakan pada dinding.

Dampak Pembangunan Arsitektur


BAB 1 PENDAHULUAN 
LATAR BELAKANG 

Latar belakang pembuatan makalah ini adalah untuk mengurangi resiko bangunan tidak bisa terpakai atau tidak bisa digunakan setelah dibangun, yang dikarenakan banyak hal.
Kiranya hampir semua orang tahu bahwa kegiatan perencanaan itu mahal. Namun lebih mahal lagi apabila pembangunan tanpa diawali dengan sebuah perencanaan yang biasanya melibatkan campur tangan maupun pemikiran seorang arsitek.
Sebuah pembangunan yang dilakukan tanpa adanya sumbangsi dari pemikiran seorang arsitek biasanya akan berjalan timpang, karena terkadang dalam memutuskan sebuah tindakan untuk pembangunan seorang klien biasanya hanya berpedoman pada literatur - literatur bangunan yang pernah ia lihat disekelilingnya, padahal jika ia melibatkan seorang arsitek maka akan keluar begitu banyak ide - ide segar dan unik yang belum ia ketahui sebelumnya. Ya, itulah salah satu kelebihan yang seharusnya ada dari pemikiran seorang arsitek.
Hal kecil lain yang dapat terjadi apabila pembangunan Rumah tanpa adanya campur tangan dari seorang arsitek, antara lain sebagai berikut ;

  1. Adanya "Konsep" bangunan / rumah yang tidak terdefinisi
  2. Perencanaan yang kurang matang terhadap program kebutuhan ruang, mulai dari kebutuhan ruang saat ini sampai dengan prediksi kebutuhan ruang dimasa yang akan datang. Hal ini biasanya sering terlupakan, baik klien maupun arsitek itu sendiri. Oleh karena itu pilihlah arsitek yang benar-benar dapat membantu anda sepenuhnya.
  3. Meningkatnya biaya pembangunan rumah yang tidak terkontrol. Tanpa adanya sebuah perencanaan yang jelas, maka biasanya seseorang akan membangun rumahnya berdasarkan "kebutuhan, pemikiran, maupun ide" yang ia pikirkan saat itu, sehingga sering terlupakan alternatif - alternatif lain yang kemungkinan berpotensi lebih murah & hemat.
  4. Adanya sedikit penyesalan diakhir pembangunan. Tak dapat dipungkiri bahwa hal ini dapat terjadi kepada siapa saja, dimana biasanya akan muncul pemikiran ; "Mengapa tidak begini atau begitu" atau "seharusnya dulu saya,,,," 
  5. Dan lain-lain.


TUJUAN 

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengurangi resiko dan mempelajari pembangunan bangunan yang sesuai dengan prosedur dan dapat bermanfaat dengan baik, agar dapat digunakan sesuai fungsinya, dan dapat dihuni dengan baik setelah bangunan selesai dibangun.


BAB 2 TINJAUAN TEORI

Evaluasi Pasca Huni ini didasari keinginan untuk mengetahui dampak dari desain arsitektur bangunan dalam beberapa periode tahun pembangunannya terhadap penghuninya. Hal ini penting untuk mengetahui performa bangunan rusunawa termasuk didalamnya fungsi dan ketersediaannya fasilitas. Evaluasi pasca huni pada rusunawa di DKI Jakarta adalah untuk mengetahui persepsi penghuni terhadap perkembangan performa desain arsitektur bangunan rusunawa berdasarkan beberapa periode pembangunan. Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk memperbaiki desain rusunawa masa yang akan dating. Tujuan dari evaluasi pasca huni untuk :
            1. menghasilkan dasar pertimbangan terhadap desain arsitektur bangunan rumah susun yang sesuai      dengan standar pembangunan gedung, kenyamanan penghuni dan optimasi biaya pengelolaan dan
            2. meminimalkan permasalahan dan kekeliruan dalam perancangan, sehingga desain dan penggunaan bahan bangunan yang dihasilkan pada masa yang akan dating menjadi lebih baik. Identifikasi masalah yang dilakukan berdasarkan pengamatan awal terhadap arsitektur bangunan antara lain:
                     a.permasalahan kebutuhan jenis ruang,
                     b.permasalahan besaran ruang dan
                     c. permasalahan jenis bahan dan material. Berdasarkan analisis terhadap hasil observasi dan pengamatan di lapangan dapat diambil kesimpulan secara umum bahwa perkembangan arsitektur baik dari kebutuhan akan jenis program ruang, besaran dan ukuran ruang serta penggunaan material/bahan bangunan dalam beberapa periode, semakin lama menjadi lebih baik. Dapat dijelaskan bahwa beberapa jenis kebutuhan akan program ruang, besaran dan ukuran ruang serta penggunaan material/bahan bangunan yang digunakan adalah sebagai berikut:
                           (a) kebutuhan akan jenis ruang semakin berkembang dalam beberapa periode pembangunan, ini terlihat dari makin bervariasinya program ruang,
                           (b) besaran ruang pada unit hunian semakin lama semakin besar, sesuai dengan ketentuan bahwa unit paling kecil adalah 30 M2 dengan 2 (dua) ruang tidur, kebutuhan besaran unit juga perlu diperhatikan terhadap target penghuni yang berbeda dan disesuaikan kebutuhan ruang dari target penghuni seperti buruh pabrik/mahasiswa atau keluarga kecil/menengah yang hanya membutuhkan ruang serbaguna untuk unit huniannya.
            3. perletakan zona ruang dalam beberapa periode tidak mengalami perubahan yang drastis, penempatan zona ruang pada unit hunian sudah memenuh criteria dalam standar penataan ruang,
            4. jenis bahan dan material semakin lama berdasarkan beberapa periode semakin baik, hanya pada bagian-bagian tertentu penggunaan bahan dan material belum memenuhi satu criteria, antara lain finishing untuk ruang dalam unit hunian dan
            5. desain dan tampak muka (façade) bangunan rusunawa semakin baik, sehingga dapat meningkatkan image dari rusunawa tersebut. Selanjutnya untuk memperbaiki persepsi negative atas rusunawa dapat direkomendasikan antara lain:
                     a. berusaha melahirkan bentukan yang lebih dinamis dan imajinatif,
                     b.memilih material bangunan yang rendah perawatan
                     c. mengolah pilihan material tersebut menjadi lebih menarik dan memiliki nilai estetis.


BAB 3 METODOLOGI

Analisis ini menggunakan analisis secara kualitatif. Analisis kualitatif adalah analisi dengan cara mengumpulkan data berupa cerita rinci atau keadaan sebenarnya. Dengan kata lain, analisi kualitaitf adalah analisis dengan cara mengembangkan, menciptakan, menemukan konsep dan teori.
Analisi data secara kualitatif dilakukan berdasrkan logika dan argumentsi yang bersifat ilmiah. langkah-langka ini meliputi survey obyek-obyek komparsi, lokasi tapak untuk mendapatkan data-data dan komparsi yang berhubungan dengan obyek perancangan.
Pengumpulan dan pengolahan data. baik primer maupun sekunder berfungsi dalam proses perancangan obyek studi. Data primer dapat berasal dari pengamatan secara langsung dengan orang-orang yang berkecimpung di dalamanya. Sedangkan data sekunder diperoleh tanpa pengamatan langsung, tetapi menunjang proses kajian yang berkaitan dengan objek studi. Data-data tersebut kemudian diolah dan dianalisi hingga memperoleh alternatif berupa sintesis dan konsep.
pengumpulan data dengan analisis unsur-unsur yang ada pada tapak dan interaksinya, sehingga muncul masalah yang lebih spesifik. Sedangkan evaluasi dialkukan melalui tahap informasi kondisi, potemsi, daya dukung tapak terhadap lingkungan sekitar, hipotesa dan sintesis.Dalam pencarian data dari informasi primer dan sekunder, digunakan metode yang dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu :

Data Primer

Data primer adalah data yang didapatkan dengan cara mengadakan survei lapangan. Untuk metode pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan metode observasi, yaitu melakukan survey langsung ke lokasi. Hal ini mutlak diperlukan untuk mengetahui kondisi sebenarnya lokasi proyek. Untuk menganalisa keretakkan jembatan, diperlukan pengamatan terhadap bentuk dan panjang retak, arah retak dan lokasi retak. Sehingga dapat melakukan hipotesa awal penyebab keretakkan jembtan tersebut.

Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari beberapa instansi terkait. Data yang diperlukan untuk menganalisa keretakkan jembatan adalah as build drawing dari jembatan, peta perlintasan jembatan, kondisi tanah dan lain sebagainya.


BAB 4 STUDI KASUS

Bangunan Puskesmas rawat inap bersumber dari APBD Provinsi Riau di Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan tidak bermamfaat. Pasalnya, fisik bangunan dengan Tahun Anggaran 2008 ini sudah hancur dan rusak berat.
Demikian temuan reses anggota DPRD Pelalawan Daerah Pemilihan 2 beberapa hari yang lalu ke kecamatan Teluk Meranti. Dari temuan, tersebut kondisi bangunan fisik Puskesmas rusak berat, dinding bangunan retak-retak. Jika tidak segera di renovasi bangunan ini akan roboh.

Salah seorang, anggota DPRD Pelalawan Suprianto, mengaku, kondisi Puskesmas ini sama sekali tidak ada dilakukan upaya perbaikan oleh dinas Kesehatan provinsi, soalnya sejak pembangunan puskesmas ini dihentikan pekerjaannya sampai sekarang tidak di perbaiki sementara anggaran yang diperuntukan untuk membangun puskesmas ini mencapai milyaran rupiah.



Ia menjelaskan, sebelumnya hasil pembangunan Puskesmas Rawat inap di Teluk meranti juga sudah di kunjungi oleh anggota DPRD Provinsi dari komisi yang membidangi nya, namun sampai sekarang tidak ada tanggapan serius dari Diskes Provinsi Riau terkait hancurnya bangunan Puskesmas itu.


BAB 5 PEMBAHASAN 

Lagi-lagi terjadi kegagalan bangunan, kali ini Gedung Puskesmas Rawat Inap Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Propinsi Riau terkesan amburadul.
Intisari yang dapat saya ambil dari pemberitaan Riau Pos Jumat, tanggal 3 Desember 2010, halaman 27 (Pro-Pelalawan) adalah sebagai berikut ini.Pertama: Puskesmas yang dibangun dari tahun 2008 s/d 2010 ini “sudah retak dan akan runtuh”. Kedua: Berdasarkan pantauan Riau Pos, Rabu (1/12), “Puskesmas ini rusak berat”. Ketiga: Menurut Lurah Teluk Meranti H Hasan, “Bagunan rusak parah, tidak mungkin digunakan, apalagi kerusakan tidak hanya retak dibebera sisi terlihat temboknya jebol dan pondasinya patah.
Keempat: Menurut Camat Meranti Dahnil, “bangunan yang dikerjakan rusak parah”. Kelima: Menurut dua kadis eks pecahan Dinas PU, yaitu Kadis Cipta Karya Zainal Abidin dan Kadis PU Atmonadi, (1) Menduga bahwa penyebab kerusakan berat bangunan Puskesmas Teluk Meranti adalah pondasi patah. (2) Menduga kelalaian kontraktor dalam melaksanakan pembagunan, dan “bukan karena kesalahan konsultan”.
Melihat situasi seperti apa yang telah diberitakan, yang pertama saya komentarin adalah bahwa “Munking Saja Salah Perencana”, sesuai dengan judul tulisan ini. Mengapa demikian? Dari gambar (Riau Pos) tampak dinding jebol, jadi jelas balok sloof (atau Tie Beam) yang menopang dinding patah, lepas, atau bisa jadi pondasi turun (larga Settlement). Kondisi bisa saja karena perencanaan penempatan pondasi dinding yang berbeda jenis atau kedalaman yang berbeda dengan pondasi induk. Bisa jadi perencanaan balok sloof atau tie beam yang tidak matang, sistem pemikulnya salah atau dimensi sloof kekecilan. Jadi hal ini mungkin saja kesalahan perencana, tolong evaluasi dulu, baru membuat pernyataan!
Kemudian kontraktor dan konsultan pengawas sudah jelas bersalah, sehingga terjadi kegagalan bangunan yang begitu parah. Seandainya ada kesalahan desain, seharusnya kontraktor dan konsultan pengawas pemenang tender harus mempelajari gambar kerja sebelum pelaksanaannya. Karena kontraktor dan konsultan pemenang tender seharusnya merupakan pihak yang sudah mampu dalam hal teknis sesuai dengan profesionalnya



BAB 6 PENUTUP

Kesimpulan 

dari makalah diatas sudah dapat disimpulkan bahwa kesalahan perencanaan dapat bersifat fatal, sehingga bangunan rusak sebelum bisa dipakai, hasilnya juga tidak dapat digunakan dengan baik, dan merugikan banyak pihak. oleh karena itu pentingnya analisis dan perencanaan yang baik merupakan faktor yang penting dalam pembangunan.

Saran

Melalui makalah ini saya ingin menyampaikan bahwa dalam membangun bangunan harus menyiapkan sebuah perencanaan yang baik agar bangunan tersebut dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan fungsinya, serta strukturnya harus diperhatikan agar bangunan tidak rusak sebelum dipakai seperti contoh diatas.


DAFTAR PUSTAKA

ASPEK MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Aspek Manusia/Pemakai dan Lingkungan


Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

aspek manusia/pemakai dan aspek lingkungan dalam pembangunan saling berkaitan, dikarenakan aspek manusia dapat mempengaruhi lingkungan sekitar dan begitu juga sebaliknya.
oleh karena itu penting bagi kita untuk untuk menjaga lingkungan kita agar dalam pembangunan itu tidak merusak lingkungan sekitar, karena jika kita merusak lingkungan sekitar kita pula yang akan menanggung akibatnya, contohnya adalah seperti penebangan pohon untuk pembangunan industri, penebangan pohon tersebut dapat menyebabkan terjadinya banjir, dll.

manusia juga bisa mengurangi terjadinya bencana seperti banjir , longsor, dll, dengan menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar sehingga bisa mengurangi terjadinya kerusakan pada bangunan rumah kita atau pemukiman.

Aspek Teknologi, Ekonomi, dan Lingkungan dalam Pembangunan

Aspek Teknologi, Ekonomi, dan Lingkungan


Aspek teknologi, aspek ini sangat berkaitan erat dengan aspek ekonomi dan lingkungan , karena sebenarnya aspek-aspek ini saling terhubung satu sama lain. Buktinya adalah, manusia sangat membutuhkan teknologi untuk membantu mempermudah kelangsungan hidupnya, karena jika kita hanya mengandalkan bahan dari alam saja, lama kelamaan bahan tersebut akan habis.
apalagi selama adanya wacana pemanasan global, penebangan liar sebagai salah satu penyebab hilangnya hutan tropis, inilah sebabnya aspek teknologi tidak bisa dipisahkan dengan aspek-aspek lainnya.
Trend green house, telah membuat banyak perubahan dalam penggunaan dan konsep design rumah tinggal. Salah satunya adalah mulai berkurangnya penggunaan bahan dari kayu diganti dengan bahan jadi seperti aluminium, beton, plastik dll.
Kita ambil sebagai contoh adalah kusen, jika kusen yang kita pakai hanya terbuat dari kayu saja, maka lama kelamaan bahan kayu dipasaran akan langka, sehingga menyebabkan kenaikan harga yang drastis, sehingga banyak orang akan sulit membelinya, tapi dengan bantuan teknologi kita dapat membuat pengganti kayu sebagai bahan dasar kusen yang terbuat dari aluminium, sehingga pemakaian bahan dasar kayu untuk kusen dapat dikurangi, oleh karena itu sampai saat ini kita masih bisa melihat kayu.
penggunaan kusen dengan bahan aluminium pun memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan kayu, sebagai berikut :

  • Tahan keropos, tidak dimungkinkan untuk dimakan rayap.
  • Bahan aluminium yang lebih tahan lama, anti rayap,dan tidak menyusut seperti kayu, tidak akan mengalami penyusutan dan perubahan bentuk / melengkung akibat perubahan cuaca
  • Tampilan kusen aluminium dapat dicat atau dilapis dengan warna kayu bahkan motif kayu sehingga menyerupai kayu.
  • Desain dapat dibuat sesuai pesanan. Keunggulan kusen aluminium adalah bobotnya yang ringan dan kuat sehingga mudah dipindahkan. Perawatannya yang simpel menjadi daya tarik bagi pembelinya disamping kualitas bahan aluminium.
  • Ekonomis, dalam pengertian biaya proses pembuatan, pemasangan dan perawatan untuk kusen aluminium lebih murah karena lebih tahan lama.

Walaupun pemakaian aluminium untuk kusen masih jarang, tapi dalam beberapa tahun kedepan pemakaian aluminium untuk kusen akan meningkat naik, karena harga kayu akan meningkat naik. itu merupakan salah satu contoh upaya manusia dalam melindungi alam. Bahkan sebenarnya manusia zaman sekarang sudah sangat ketergantungan dengan teknologi.

Sabtu, 13 Oktober 2012

ASPEK-ASPEK DALAM PEMBANGUNAN ( SOSIAL BUDAYA )


BAB 1 PENDAHULUAN 

Latar Belakang




Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak membawa perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan sosial termasuk dalam bidang arsitektur yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu.

Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam pembangunan. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif.

Hubungan antara budaya dan pembangunan sangatlah erat hubungannya,sebagai salah satu contoh suatu masyarakat provinsi tertentu yang dapat mempertahankan bangunan daerah mereka.

BAB 2 TINJAUAN TEORI

Pengertian Sosial

Dalam usaha beradaptasi dengan lingkungannya, manusia bekerjasama dengan sesamanya. akan tetapi kerjasama itu hanya akan berjalan baik di dalam tertib sosial budaya serta didalam wadah organisasi sosial. Organisasi sosial ini merupakan produk sosial budaya, sekaligus merupakan wadah perwujudan dan pertumbuhan kebudayaan.

Di dalam organisasi sosial manusia hidup berkelompok dan mengembangkan norma sosial yang meliputi kehidupan normatif, status, kelompok asosiasi, dan institusi. Organisasi sosial mencakup aspek fungsi yang berwujud dalam aktivitas bersama anggota masyarakat dan aspek struktur. Aspek struktur terdiri dari struktur kelompok di dalam pola umum kebudayaan dan seluruh kerangka lembaga sosial.
Setiap masyarakat mempunyai 4 unsur penting yang menentukan eksistensinya yaitu struktur sosial, pengawas sosial, media sosial dan standar sosial.
§  Struktur sosial: setiap masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok untuk memudahkan pelaksanaan tugas;
§  Pengawas sosial: pengawas sosial mencakup sistem dari ketentuan-ketentuan yang mengatur kegiatan dan tindakan anggota masyarakat, pengetahuan empiris yang digunakan manusia untuk menanggulangi lingkungan, dan pengetahuan empiris yang mengatur sikap dan tingkah laku manusia seperti agama, kepercayaan, ideologi dan sebagainya.
§  Media sosial: Dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan sosial, diperlukan adanya komunikasi dan relasi antar anggota masyarakat. Komunikasi dan relasi itu dilangsungkan dengan menggunakan bahasa dan alat transportasi.
§  Standar sosial: standar sosial merupakan ukuran untuk menilai tingkah laku anggota masyarakat serta nilai tingkah cara masyarakat mencapai tujuan.

Pengertian Kebudayaan 

 Kebudayaan merupakan keseluruhan cara hidup masyarakat yang perwujudannya tampak pada tingkah laku para anggotanya. kebudayaan tercifta oleh banyak faktor organ biologis manusia, lingkungan alam, lingkungan sejarah, dan lingkungan psikologisnya. Masyarakat Budaya membentuk pola budaya sekitar satu atau beberapa fokus budaya. Fikus budaya dapat berupa nilai misalnya keagamaan, ekonomi, ideologi dan sebagainya.
Setelah dikemukakan masing-masing artik kata dari sosial dan budaya, maka pengertian sosial budaya dapat dirumuskan adalah sebagai kondisi masyarakat (bangsa) yang mempunyai nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara yag dilandasi dengan falsafah negara kesatuan Republik Indoesia.
Ketahanan di bidang sosial budaya dimaksud menggambarkan kondisi dinamis suatu bangsa atau masyarakat, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan pengembangan kekuatan nasional didalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan dari dalam maupun dari luar yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara.

Pengertian Sosial Budaya

Aspek sosial budaya.Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi, cara dan pola pikir masyarakat, faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi, dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain, perkembangan IPTEK yang lambat, sifat masyarakat yang sangat tradisional, ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat, prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru, rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan, hambatan ideologis, dan pengaruh adat atau kebiasaan.

BAB 3 STUDI KASUS
Contoh Bangunan Rumah Adat Yang Berkaitan dengan Sosial-Budaya.
RUMAH TEMUKUNG





Rumah temukung termasuk dalam kategori rumah panggung. Rumah yang bentuknya empat persegi panjang ini bagian-bagiannya ada yang bermakna filosofis dan ada yang non-filosofis (fungsional belaka). Bagian-bagian itu adalah: atap, bangngu (balok lok bubungan), tiang-tiang gela yang berfungsi sebagai penopang bangngu, dinding, pintu, tangga, dan kelaga (balai-balai). Untuk lebih jelasnya, berikut ini bagian-bagian itu akan diuraikan satu-persatu.

Atap

Atap rumah temukung menyerupai perahu yang terbalik. Oleh karena itu, Orang Sabu menyebut atap rumah temukung sebagai “atap perahu terbalik”. Bentuk atap yang menyerupai perahu terbalik ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan mereka yang selalu berhubungan dengan laut (tidak dapat dipisahkan dari laut). Dalam kehidupan sehari-hari, perahu tidak hanya


sekedar sebagai alat transportasi ke dan dari pulau-pulau yang ada di sekitarnya, tetapi juga sebagai alat untuk mencari ikan dan sekaligus sebagai tempat berlindung di lautan. Mengingat bahwa perahu demikian berartinya bagi Orang Sabu, maka ketika mereka membuat rumah, atapnya dibuat menyerupai perahu (perahu yang terbalik). Ini adalah simbol bahwa kehidupan mereka tidak lepas dari laut. Malahan, bukan atap rumah saja, menyebut suatu kampung atau kumpulan kampung pun dengan istilah ree kowa (kampung perahu).

Balok Lok Bubungan
Istilah lain yang sering digunakan oleh Orang Sabu untuk menyebut balok lok bubungan adalah “bangngu”. Bangngu sangat erat kaitannya dengan atap karena ukuran atap ditentukan oleh bagian ini. Bentuk bangngu pada tipe rumah temukung dan rumah biasa dapat dibagi menjadi dua, yaitu: ammu ae roukoko (bangngu yang sama ukurannya dengan badan rumah) dan ammu iki (bangngu yang ukurannya 3/5 dari panjang badan rumah)2). Bangngu ini dipasangi kayu-kayu yang posisinya menurun ke arah samping kiri dan kanan sampai ke tepi tiris, sehingga bentuknya menyerupai segi tiga. Kayu-kayu tersebut oleh mereka disebut worena (usuk besar). Dalam sebuah rumah, baik temukung maupun rumah biasa, jumlahnya selalu ganjil. Sebutan untuk jumlah worena dalam sebuah rumah sesuai dengan bahasa deret hitung mereka. Jadi, jika jumlah worenanya ada tiga buah, maka disebut “wo tallu”; jika ada lima buah disebut “wo pidu”; jika ada tujuh buah disebut “wo heo”; dan seterusnya.

Di atas worena dipasangi kayu-kayu yang arahnya melintang. Kayu-kayu ini oleh Orang Sabu disebut “reng” atau “badu”. Jumlah badu yang ada di bagian depan rumah selalu ganjil (9, 11, dan 21), sedangkan yang ada di bagian belakang rumah selalu genap (10,12, dan 22). Ganjil dan genapnya jumlah badu mengandung makna tersendiri. Ganjil merupakan simbol: kiri, belakang, adik, dan perempuan. Sedangkan, genap merupakan simbol: kanan, depan, kakak, dan laki-laki. Artinya, dalam struktur sosial masyarakat Sabu seorang kakak laki-laki mempunyai kedudukan dan peranan yang penting, baik dalam keluarganya maupun masyarakatnya.

Tiang-tiang Rumah Temukung/Gela (Tiang Penopang Bangngu)
Jumlah gela ada dua buah. Satu ada di ujung kiri dan satunya lagi ada di ujung kanan bangngu. Di antara kedua gela itu ada ruang terbuka (kosong). Orang Sabu menyebut ruang itu “roa ammu”. Gela biasanya terbuat dari kayu kola, kayu merah, kayu jati, kayu pohon lontar, kayu pohon kelapa, ajumaddi (kayu hitam) dan aju bahhi (kayu besi). Kayu lainnya dianggap kurang baik.
Sementara itu, tiang-tiang lainnya, seperti tiang-tiang penyangga loteng dan tiang penyangga balok-balok lainnya diberi nama menurut pembagian utama dalam rumah temukung, yaitu duru dan wui. 
Kelaga (Balai-balai)
Orang Sabu menyebut lantai rumah temukung sebagai kelaga (balai-balai). Kelaga terbagi dalam tiga bagian, yaitu: kelaga rai (balai-balai tanah), kelaga ae (balai-balai besar) dan kelaga dammu (balai-balai loteng). Bagian-bagian tersebut sangat erat kaitannya dengan kepercayaan mereka tentang dunia. Menurut mereka “dunia” terbagi dalam tiga bagian, yaitu: rai dida-liru bala (dunia para dewa), rai wawa (dunia manusia), dan rai menata (dunia para arwah).
Pintu
Orang Sabu menyebut pintu rumah temukung sebagai kelai. Bentuknya segi empat. Secara keseluruhan, jumlah pintu rumah temukung ada empat, yaitu: kelai duru (pintu anjungan), kelai wui (pintu buritan), kelai koppo (pintu kamar), dan kelai dammu (pintu loteng). Ukuran setiap pintu bergantung dari ukuran rumah itu sendiri. Meskipun demikian, pada umumnya berukuran: panjang sekitar 1,30-1,75 meter dan lebar 0,70-0,90 meter. Di masa lalu pintu terbuat dari anyaman daun lontar. Namun, dewasa ini jarang ditemukan karena sebagian besar sudah menggunakan kayu.

BAB 4 PENUTUP

Pembangunan bidang sosial budaya  merupakan hal yang tidak mudah, karena terkait dnegan  persoalan filsafat hidup bangsa, pandangan hidup masyarakat, persepsi, cara berfikir, sistem nilai dan orientasi pada masyarakat. Sasaran dari pembangunan bidang sosial budaya adalah  membangun negara bangsa  sehingga menjadi negara modern  tanpa kehilangan jati dirinya. Dalam meyusun strategi pembangunan bidang sosial budaya, aspek yang perlu menjadi perhatian adalah 
1. Bahasa 
2. Adat istiadat
3. Persepsi tetang kekuasaan,
4. Hubungan dengan alam,
5. Locus of sistem,
6. Pandangan tetnang wanita, dan 
7. Sistem keluarga besar. 

Pembangunan aspek tersebut karena berorientasi pada masyarakat maka harus dikategorisasikan dalam tiga kelompok Golongan masyarakat yaitu golongan tradisional, golongan modernis dan golongan ambivalen. Golongan masyarakat ynag tradisional cenderung menolak modernisasi karena menganggap bahwa modernisasi lebih dekat pada proses “westernisasi”,  berorientasi masa lalu dan tingkat pendidikan yang masih rendah. Golongan modernis adalah golongan yang telah medapatkan pendidikan , terutama pendidikan tinggi, memiliki wawasan luas, dan berorientasi masa depan. Sedangkan Golongan ambivalen berorientasi masa sekarang, dan tidak mau bertanggung jawab dan mengambil resiko dari modernisasi.

Strategi yang dapat ditempuh untuk melakukan pembangunan sosial budaya adalah dengan pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya. Yang dimaksudkan dalam pendidikan yang seluas-luasnya adalah  segala upaya yang dilakukan demi terwujudnya  masyarakat modern yang didambakan. Artinya bahwa proses pendidikan  dapat bersifat formal, informal dan non formal

DAFTAR PUSTAKA

Minggu, 17 Juni 2012

Contoh Kasus Mengenai Phobia dan Cara Mengatasinya

Pengertian Phobia

Phobia adalah ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan. Istilah “phobia” berasal dari kata “phobi” yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.

Walaupun ada ratusan macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia tersebut merupakan bagian dari 3 jenis phobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) ketiga jenis phobia itu adalah:

1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.

2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.

3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.

Penyebab Phobia

Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.

Lalu bagaimana menjelaskan tentang orang yang takut akan sesuatu walaupun tidak pernah mengalami trauma pada masa kecilnya? Martin Seligman di dalam teorinya yang dikenal dengan istilah biological preparedness mengatakan ketakutan yang menjangkiti tergantung dari relevansinya sang stimulus terhadap nenek moyang atau sejarah evolusi manusia, atau dengan kata lain ketakutan tersebut disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka yang takut kepada beruang, nenek moyangnya pada waktu masih hidup di dalam gua, pernah diterkam dan hampir dimakan beruang, tapi selamat, sehingga dapat menghasilkan kita sebagai keturunannya. Seligman berkata bahwa kita sudah disiapkan oleh sejarah evolusi kita untuk takut terhadap sesuatu yang dapat mengancam survival kita.

Pada kasus phobia yang lebih parah, gejala anxiety neurosa menyertai penderita tersebut. Si penderita akan terus menerus dalam keadaan phobia walaupun tidak ada rangsangan yang spesifik. Selalu ada saja yang membuat phobia-nya timbul kembali, misalnya thanatophobia (takut mati), dll.

Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya, antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas.

Berbagai ciri kepribadian/karakterologis perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya dalam keluarga.

Berbagai hal yang berhubungan dengan tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan. Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang (mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah teramat penting.

Contoh Kasus

Andri adalah murid salah satu sekolah dasar di Semarang, ia memiliki masalah ketidakmampuan menjalin hubunga sosial yang baik dengan teman sebayanya dikarenakan terlalu banyak bermain game online. Semakin berjalannya waktu dan ketidakmampuan Andri untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, masalah Andri ini menjadi meluas. Tidak hanya dengan teman-teman sebayanya tetapi juga dengan guru-guru pengajar.

Yang menjadi perhatian adalah ketika Andri berbicara dengan orang lain. Tidak terfokus dengan lawan bicara, hanya tersenyum-senyum sambil menggerakkan kepalanya dengan hitungan patah-patah seperti boneka kayu yang kaku dan pandangan kosong lurus ke depan. Hitungan fokus untuk menatap lawan bicara hanya kurang dari 6 detik dan fokus pada topik pembicaraan hanya kurang dari 9 detik. Pola seperti ini, terulang terus menerus ketika Andri dihadapkan pada situasi yang mengharuskan dia untuk berkomunikasi dengan dua orang atau lebih.
Pola yang terulang terus-menerus setiap kali berbicara dengan Andri,membuat teman-teman sekelasnya menjauhi Andri. Bahkan ada seorang guru yang membentak Andri dengan menggunakan kata “gendheng dan autis.”

Masalah baru muncul. Andri tidak hadir di sekolah sampai hampir 1 minggu. Menurut pengakuan ibunya, setiap disuruh berangkat ke sekolah, badan Andri mendadak panas dan kakinya dingin yang disertai dengan diare. Empat surat izin tidak masuk karena sakit dari orang tua Andri, terdapat diatas meja kerja guru. Tiga kali diperiksakan ke dokter oleh orang tuanya, tidak diketahui adanya penyakit berbahaya. Menurut analisa dokter, sakitnya Andri dikarenakan Andri mengalami stres berat dan ketakutan akan sesuatu. Kepada ibunya, Andri bercerita kalau dia takut berhadapan dengan guru yang mengatakan dia gendheng dan autis. Sehingga membuat dia takut berangkat ke sekolah.

Gejala yang dialami oleh Andri, menunjukkan bahwa Andri terserang Phobia Sekolah. Menurut Jacinta F. Rini, phobia sekolah adalah bentuk kecemasan yang tinggi terhadap sekolah yang biasanya disertai dengan berbagai keluhan yang tidak pernah muncul atau pun hilang ketika “masa keberangkatan” sudah lewat atau pada hari Minggu atau hari libur. Phobia sekolah dapat sewaktu-waktu dialami oleh setiap anak hingga usianya 14-15 tahun, saat dirinya mulai bersekolah di sekolah baru atau menghadapi lingkungan baru atau pun ketika ia menghadapi suatu pengalandri yang tidak menyenangkan di sekolah.
Ada beberapa tanda yang dapat dijadikan sebagai kriteria phobia sekolah, yaitu:

1. Menolak untuk berangkat ke sekolah.
2. Mau datang ke sekolah, tetapi tidak lama kemudian minta pulang
3. Pergi ke sekolah dengan menangis, menempel terus dengan orang tua atau pengasuhnya, atau menunjukkan tantrum-nya seperti menjerit-jerit di kelas, agresif terhadap anak lainnya (memukul, menggigit, dsb.) atau pun menunjukkan sikap-sikap melawan/menentang gurunya
4. Menunjukkan ekspresi/raut wajah sedemikian rupa untuk meminta belas kasih guru agar diijinkan pulang dan ini berlangsung selama periode tertentu.
5. Tidak masuk sekolah selama beberapa hari.
6. Keluhan fisik yang sering dijadikan alasan seperti sakit perut, sakit kepala, pusing, mual, muntah-muntah, diare, gatal-gatal, gemetaran, keringatan, atau keluhan lainnya. Anak berharap dengan mengemukakan alasan sakit, maka ia diperbolehkan tinggal di rumah.
7. Mengemukakan keluhan lain (diluar keluhan fisik) dengan tujuan tidak usah berangkat ke sekolah.
8. Senang berdiam diri di dalam kamar dan kurang mau bergaul .

Teknik Penyembuhan

Ada beberapa teknik Untuk penyembuhan phobia diantaranya adalah sbb:

1. Hypnotheraphy: Penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan phobia.

2. Flooding: Exposure Treatment yang ekstrim. Si penderita phobia yang ngeri kepada anjing (cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak, sampai ia tidak ketakutan lagi.

3. Desentisisasi Sistematis: Dilakukan exposure bersifat ringan. Si penderita phobia yang takut akan anjing disuruh rileks dan membayangkan berada ditempat cagar alam yang indah dimana si penderita didatangi oleh anjing-anjing lucu dan jinak.

4. Abreaksi: Si penderita phobia yang takut pada anjing dibiasakan terlebih dahulu untuk melihat gambar atau film tentang anjing, bila sudah dapat tenang baru kemudian dilanjutkan dengan melihat objek yang sesungguhnya dari jauh dan semakin dekat perlahan-lahan. Bila tidak ada halangan maka dapat dilanjutkan dengan memegang anjing dan bila phobia-nya hilang mereka akan dapat bermain-main dengan anjing. Memang sih bila phobia yang dikarenakan pengalaman traumatis lebih sulit dihilangkan.

5. Reframing: Penderita phobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita mengalami phobia, ditempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak takut lagi pada phobia-nya.


Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab dan Pengabdian



A.  Manusia bertanggungjawab terhadap tindakan mereka. Manusia menanggung akibat dari perbuatannya dan mengukurnya pada berbagai norma. Di antaranya adalah nurani sendiri, standar nilai setiap pribadi. Norma-norma nilai ini dapat dibentuk dengan berbagai macam cara.

            Pengertian Tanggung Jawab dan Pengabdian Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Yang juga berarti perwujudan dari kesadaran akan kewajiban. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggunng jawab. Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan makhluk social, juga merupakan makhluk tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia memenhtaskan sejumlah peranan dalam konteks social, individual ataupun teologis. Menurut sifat dasar manusia adalah makhluk yang bermoral dan makluk social, yang saling membutuhkan.

            Oleh karena itu dalam hal ini manusia tidak harus bertanggung jawab pada dirinya sendiri, tapi juga untuk orang lain-lain, misalnya adalah:

a. Tanggung jawab kepada keluarga Masyrakat kecil ialah keluarga. Maka setiap anggota yang ada dalam keluarga tersebut harus bertanggung jawab atas keluarganya, yang menyangkut nama baik keluarga.

b. Tanggung Jawab pada Masyarakat Manusia merupakakn anggota masyarakat dan tak akan pernah lepas dari yang namanya kemasyarakatan. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatan harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
            Dalam diskusi politik sering disebut-sebut istilah tanggungjawab sosial. Istilah ini dianggap sebagai bentuk khusus, lebih tinggi dari tanggungjawab secara umum. Namun berbeda dari penggunaan bahasa yang ada, tanggungjawab sosial dan solidaritas muncul dari tanggungjawab pribadi dan sekaligus menuntut kebebasan dan persaingan dalam ukuran yang tinggi.
            Untuk mengimbangi “tanggungjawab sosial” tersebut pemerintah membuat sejumlah sistem, mulai dari Lembaga Federal untuk Pekerjaan sampai asuransi dana pensiun yang dibiayai dengan uang pajak atau sumbangan-sumbangan paksaan. Institusi yang terkait ditentukan dengan keanggotaan paksaan. Karena itu institusi-institusi tersebut tidak mempunyai kualitas moral organisasi yang bersifat sukarela.  Orang yang terlibat dalam organisasi-organisasi seperti ini adalah mereka yang melaksanakan tanggungjawab pribadi untuk diri sendiri dan orang lain.
Semboyan umum semua birokrat adalah perlindungan sebagai ganti tanggungjawab.
Carl Horber

            Pada akhirnya tidak ada yang bertanggungjawab atas dampak-dampak dari penagaruh politik terhadap keamanan sosial. Akibatnya ditanggung oleh pembayar pajak dan penerima jasa.

c. Tanggung Jawab kepada Bangsa dan Negara Manusia juga hidup pada suatu Negara yang mempunyai ukuran yang dibuat oleh Negara.yang juga harus dipertanggumg jawabkan apabila terbukti bersalah.

d. Tanggung Jawab kepada Tuhan. Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri,penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya.

            Meskipun manusia perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai kondisi dan kemampuan, namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawab diakhirat nanti. Pengabdian sendiri merupakan perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas. Timbulnya pengabdian itu hakikatnya ada rasa tanggung jawab.

Sabtu, 21 April 2012

Manusia dan Keadilan


Manusia dan keadilan 


Jakarta – Kasus Nazaruddin adalah kasus yang paling banyak menyedot perhatian jutaan mata masyarakat Indonesia, mulai dari terbongkarnya ia korupsi, pelariannya, persembunyiannya, sampai dia tertangkap, menjadi obrolan menarik banyak pihak. Sampai dia akan didatangkan ke Indonesia sejumlah pihak sudah berharap agar dia ditempatkan/dilindungi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Tetapi menurut Ketua Bidang Politik, Pemerintahan dan OTDA  Partai Damai Sejahtera (PDS),  Otoli Zebua yang dihubungi Rabu (10/8) siang, di mana pun Nazaruddin ditempatkan tidak jadi masalah. “Sebab tidak ada jaminan juga kalau di LPSK dia aman, yang terpenting adalah bagaimana komitmen pemerintah menjamin keamanan nazarudin. Karena  di mana pun dia berada jika sudah tidak punya niat baik dari pihak mana pun untuk menghabisi dia, bisa saja terjadi. Jadi, jaminan keamanan untuk dia, itu penting,” terangnya.

Dalam pandangan dia juga, penanganan kasus Nazaruddin sebaiknya ditangani oleh KPK

karena ada hubungannya dengan korupsi wisma atet. “Beri dia kesempatan bicara, jangan dia ditekan, jangan dipaksa. Biarkan dia bicara seluasnya seperti yang dia ungkap selama pelariannya kepada publik. Dan semua yang dia sebut seharusnya dipanggil KPK termasuk pimpinan parpol  dan anggota DPR RI. Bagaimana  pun hukum harus ditegakkan!” tegasnya.

Jangan jadikan kasus ini seperti kasus lainnya yang tidak ketahuan bagaimana akhirnya, harap dia pula, tetapi jadikan kasus ini terobosan baru untuk membuktikan  bahwa hukum di Indonesia masih ada dan bisa ditegakkan. Sebab jika tidak, masyarakat Indonesia  akan kembali  pesimis dan berkata tidak ada gunanya KPK, polisi, dan kejasaaan! (*)

Manusia dan Penderitaan


Manusia dan Penderitaan 

Pengertian Penderitaan

Ngomongin penderitaan berarti kita harus tau arti kata terlebih dahulu. Penderitaan berasal dari kata derita.Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya  menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa  yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.

Siksaan

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasman, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akiabt siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yagn sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang  merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan. Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.

Kekalutan Mental

Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar. Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :

1. gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita bisa jasmana maupun rokhani
2. usaha mempertahankan diri dengan cara negative
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalam gangguan

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :

1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
2. terjadinya konflik sosial budaya
3. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negative. Posotf; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya. Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan  mengalami fustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk fustasi antara lain :
1. agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya
2. regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan
3. fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu
4. proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain
5. Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
6. narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain
7. autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting.

Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :

1. kota – kota besar
2. anak-anak muda usia
3. wanita
4. orang yang tidak beragama
5. orang yang terlalu mengejar materi
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa,  atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya anti kawain atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin  timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lain-lain.

Jumat, 06 April 2012

Aliran-Aliran Seni Lukis

Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.

Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas,papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.
Naturalism adalah Menangkap object keindahan alam sekitar, termasuk seni lukis tradisional.Tokohnya adalah Soeboer Doellah,William Bliss Baker Raden Saleh,Hokusai,Affandi,Fresco Mural,Basuki Abdullah,William Hogart,Frans Hail

Spoiler for Lukisan:
Ekspresionism
Ekspresionism adalah Sebuah lukisan ungkapan hati baik dilihat dari cara melukisnya, menyederhanakan garis2. Tokoh - Tokohnya adalah
Jerman: •Heinrich Campendonk, Emil Nolde, Rolf Nesch,Franz Marc, Ernst Barlach, Wilhelm Lehmbruck, Erich Heckel, Karl Schmidt-Rottluff, Ernst Ludwig Kirchner, Max Beckmann, August Macke, Elfriede Lohse-Wächtler,Ludwig Meidner, Paula Modersohn-Becker, Gabriele Münter, dan Max Pechstein.
Austria: •Egon Schiele dan Oskar Kokoschka
Russia: •Wassily Kandinsky dan Alexei Jawlensky
Netherlands: •Charles Eyck, Willem Hofhuizen, Jaap Min, Jan Sluyters, Jan Wiegers dan Hendrik Werkman
Belgia: •Constant Permeke, Gust De Smet, Frits Van den Berghe, James Ensor, Floris Jespers, dan Albert Droesbeke.
Perancis: •Gen Paul dan Chaim Soutine
Norwegia: •Edvard Munch
Swiss: •Carl Eugen Keel
Indonesia: •Affandi
Spoiler for Lukisan:
Abstract
Abstract adalah Sebuah lukisan yang meninggalkan bentuk-bentuk umum, lebih berorientasi pada symbol-symbol serta perpaduan warna
Spoiler for Lukisan:
Impresionisme
Impresionism(Van Gogh) adalah Sebuah gaya melukis dengan menekankan pada kesan pencahayaan dan warna yang kuat, sementara bentuk tidak menjadi prioritas. Tokohnya adalah Claude Monet dan Van Gogh
Spoiler for Lukisan:
Realism
Realism adalah Mencoba menangkap object apa adanya
Tokoh Tokohnya adalah Karl Briullov, Ford Madox Brown, Jean Baptiste Siméon Chardin, Camille Corot, Gustave Courbet, Honoré Daumier, Edgar Degas, Thomas Eakins,Nikolai Ge, Aleksander Gierymski, William Harnett, Louis Le Nain, Édouard Manet, Jean-François Millet, Ilya Yefimovich Repin
Spoiler for Lukisan:
Surialism
Surialism adalah Sebuah lukisan realism atau naturalism namun merupakan daya khayal dan sesuatu yang kadang tidak mungkin, atau sebuah mimpi. Tokoh Tokohnya adalah Andre bretton, Giorgio de Chirico, Max Ernst, Rere Margritte, Juan Miro, Salvador Dali.

Spoiler for Lukisan:

Cubisme
Cubism adalah Sebuah gaya melukis dengan menekankan pada bentuk2 simetri dan keluar dari aturan2 realism dan naturalism. Tokoh Tokohnya adalah Paul Cezane, Pablo Picasso, George Braque, Metzinger, Albert Glazez, But Mochtar, Moctar Apin, Fajar Sidik dan Andre Derain
Spoiler for Lukisan:
  
Quote:
Representasional
Representasional Adalah Sebuah gaya melukis dengan mengeksplore potret atau tubuh sendiri. Tokohnya adalah Mondrian
Spoiler for Lukisan:

Futurisme
Futurisme adalah bagaimana menangkap unsur gerak dan kecepatan dalam lukisan. Futurisme juga mendukung perkembangan tipografi sebagai unsur ekspresi dalam desain. Latar belakang dimulainya pada tahun 1909. Gerakan ini terinspirasi dari kehidupan yang berubah menjadi moderen berkat teknologi mesin yang menghasilkan unsur gerak dan kecepatan sebagai unsur sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia di abad 20. Tokoh dalam futurisme adalah Filippo Marinetti, Glacomo Balla, Ardengo Soffici dan Stephane Mallarine.
Spoiler for Lukisan:

"Seniman tidak ditentukan apakah ia lulusan senirupa atau jurusan seni lainnya, namun lebih ditentukan hasil karya dan kekonsistenan dalam mengembangkan serta bergelut dalam dunia seni itu sendiri”,